Senin, 11 Maret 2019

Review Obrolan Festival Kecil Patjar Merah

Assalamualaikum wr.wb.
Hai temen-temen, kali ini saya ingin berbagi sedikit pengalaman saya saat mengunjungi salah satu obrolan/diskusi di festival kecil patjar merah. Festival ini diselenggarakan pada tanggal 2-10 Maret di yogyakarta, tepatnya di jalan Gedongkuning, Rejowinangun, Kota Gede, Yogyakarta. Selain obrolan dan loka karya, di Festival Patjar merah ini juga ada pasar buku yang tentunya banyak buku-buku keren tapi harganya tetep aman buat dompet ukuran mahasiswa.
Saya datang ke festival Patjar Merah pada hari minggu tanggal 3 Maret 2019 jam 4 sore. Di sana saya mengikuti obrolan yang bertema Korean Waves dan Industri Buku Indonesia dengan pembicara Cahyo Satria(Pemred Shira Media), Syafial Rustama(Pemred bukune), Shifra Lushka(penulis "BTS-Today We Fight"), dan Asabell Audida(penulis "Eufloria").
Dalam obrolan buku "BTS-Today We Fight" kemarin, Shifra mengungkapkan bahwa dirinya sangat kagum dengan budaya Korea. Bahkan shifra adalah ketua Army Indonesia(ketua penggemar BTS Indonesia).
Shifra menyampaikan bahwa K-pop Idol bukan melulu membicarakan ketampanan dan kecantikan mereka tapi juga dapat dibuktikan kebolehan mereka dalam dunia hiburan seperti berakting, menari, dan menari yang tentunya tidak main-main.
Selain itu Shifra juga menyampaikan bahwa karya-karya para k-pop Idol dapat memberikannya inspirasi. Seperti album dan lagu-lagu BTS yang memiliki makna dan filosofi di setiap bagiannya. Jadi melalui buku BTS-Today we Fight inilah shifra mengungkapkan bahwa bts bukan hanya sekedar bernyayi dan menari, tapi mereka membawa filosofi dan berbagai cerita yang bermakna dalam bagi kehidupan dan perjalanan mereka dimana semua itu diceritakan runtut dari album pertama mereka hingga album mereka yang terbaru
Di akhir obrolan shifa menjawab beberapa pertanyaan dimana hampir semua pertanyaan tidak jauh dari bagaimana  cara memfilter berbagai karya budaya korea agar sesuai dengan genre/kalangan pembacanya. Menurut shifra hal tersebut kembali kepada penikmat atau pembaca karya tersebut, karena memang budaya korea sendiri memang berbeda dengan budaya Indonesia. Untuk itu pembaca harus bijak dalam memilah apa yang sesuai dengan pikiran  mereka.



Saya juga membeli beberapa novel dan buku lain :D
Sekian......
Wassalamualaikum wr.wb. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar